Header Ads

BI Tegaskan Ekonomi Indonesia Tetap Stabil di Tengah Ketidakpastian Global

 


Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, menegaskan bahwa perekonomian Indonesia tetap stabil meski menghadapi ketidakpastian global yang tinggi.


Dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI bulan Maret 2025 di Jakarta, Perry menyampaikan bahwa berbagai indikator ekonomi menunjukkan daya tahan yang kuat, didorong oleh konsumsi domestik, investasi swasta, serta kinerja ekspor yang positif.


Menurut Perry, konsumsi rumah tangga tetap menjadi salah satu pendorong utama pertumbuhan ekonomi.


Kepercayaan konsumen yang stabil menjadi faktor kunci dalam menjaga daya beli masyarakat. Selain itu, adanya pemberian tunjangan hari raya (THR) dan belanja sosial dari pemerintah turut mendukung peningkatan konsumsi, terutama menjelang perayaan Idulfitri 1446 H.


“Konsumsi rumah tangga tetap baik meskipun perlu terus didorong guna memanfaatkan keyakinan konsumen yang terjaga, dukungan belanja pemerintah terkait pemberian tunjangan hari raya (THR) dan belanja sosial, serta peningkatan musiman permintaan menjelang perayaan Idulfitri 1446 H,” ujar Perry.


Investasi dan Sektor Riil Perlu Diperkuat


BI juga menyoroti pentingnya investasi swasta dalam menopang pertumbuhan ekonomi.


Perry menjelaskan bahwa optimisme produsen terus meningkat, yang tercermin dalam Prompt Manufacturing Index (PMI) BI yang menunjukkan ekspansi. Kenaikan volume pesanan menjadi sinyal positif bagi sektor industri dalam negeri.


Namun demikian, Perry mengingatkan bahwa investasi swasta perlu lebih diakselerasi guna mendukung pertumbuhan ekonomi yang lebih berkelanjutan.


Dalam hal ini, pemerintah dan BI terus mendorong kebijakan yang mendukung dunia usaha, termasuk melalui insentif fiskal dan kemudahan akses pembiayaan.


Dari sisi eksternal, ekspor nonmigas pada Februari 2025 mencatatkan peningkatan yang cukup signifikan.


Komoditas minyak kelapa sawit dan kendaraan bermotor menjadi sektor utama yang menopang kinerja ekspor nasional.


Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia masih memiliki daya saing yang baik di pasar global meskipun ketidakpastian ekonomi dunia masih tinggi.


Namun, BI juga mencatat adanya perlambatan di sektor pertambangan dan industri pengolahan akibat penurunan permintaan eksternal.


Di sisi lain, sektor pertanian diproyeksikan tumbuh lebih baik didorong oleh panen raya yang berlangsung pada awal tahun ini.


Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi


Dengan perkembangan ekonomi yang terjadi, BI tetap optimis bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2025 akan berada dalam kisaran 4,7-5,5 persen.


Perry menegaskan bahwa BI akan terus mengoptimalkan kebijakan makroprudensial untuk menjaga stabilitas serta mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.


“Ke depan, Bank Indonesia terus mengoptimalkan bauran kebijakannya untuk tetap menjaga stabilitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan,” kata Perry.


Selain itu, BI juga terus berupaya mempercepat digitalisasi transaksi pembayaran sebagai langkah strategis dalam memperkuat sistem keuangan nasional.


Sinergi dengan kebijakan fiskal pemerintah diharapkan mampu memberikan stimulus yang lebih besar bagi perekonomian.


“Bank Indonesia juga terus mendukung penuh implementasi program Asta Cita Pemerintah, termasuk untuk pembiayaan ekonomi, digitalisasi, serta hilirisasi dan ketahanan pangan,” tambah Perry.

No comments

Powered by Blogger.