FPP Penatoi Adakan Seminar Potensi Kekerasan Atas Dasar Keyakinan
Kota
Bima-
Forum Pemuda Peduli (FPP) Kelurahan Penatoi berkerja sama dengan Pemerintah
Kelurahan Penatoi mengadakan seminar potensi kekerasan atas dasar keyakinan
tahun 2019, di Gedung Serba Guna kelurahan setempat, Kamis (12/12).
Lurah Penatoi Abidin saat
sambutan singkatnya mengharapkan kepada masyarakat Penatoi agar selalu menjaga
kebersamaan, gotong-royong dan merawat silaturrahmi agar tidak terjadi kerenggangan
di tengah masyarakat.
Sementara itu, Wakil
Walikota Bima Feri Sofiyan yang berkesempatan mengawali sambutannya dengan
ungkapan rasa prihatin dengan adanya penangkapan terduga teroris di Penatoi.
Menurut Feri, penangkapan yang dilakukan aparat terkait tidak serampangan,
melainkan ada prosedur yang dilalui. Salah satunya ada alat bukti yang menjerat
terduga pelaku.
“Warga penatoi yang
ditangkap merupakan hasil operasi intelejen penegak hukum. Mereka sudah
dibuntuti dan diawasi sejak lama,” katanya.
Kendati demikian,
penangkapan ini yang terakhir kalinya. Jangan lagi ada warga kelurahan setempat
yang terlibat dalam paham garis keras dan pada akhirnya nanti berurusan dengan
pihak yang berwajib.
Feri juga berharap agar
etika dan nilai kesopanan, toleransi, gotong-royong, serta kebersamaan harus
selalu dipupuk dan dilestarikan di Kelurahan Penatoi. Agar dinamika hidup di
tengah – tengah masyarakat bisa berjalan dengan baik.
Di tempat yang sama,
Kasat Binmas Polres Bima Kota AKP M Yamin menjelaskan, negara ini diatur oleh
Hukum. Allah SWT yang menciptakan manusia bersuku-suku dan berbangsa agar bisa
saling mengenal satu sama lain.
Warga saat menghadiri
Seminar Potensi Kekerasan Atas Dasar Keyakinan.
“Dari kegiatan ini, saya
berharap agar kepedulian kepada keluarga harus selalu ditingkatkan, dengan cara
mengawasi pergaulan anak, mengajarkan nilai-nilai agama yang baik, mengajarkan
berprilaku sopan, ramah, toleransi dan tidak mengedepankan emosional dan hawa
nafsu,” inginnya.
Akademisi dari IAI
Muhamadiyah Bima Ruslan mengatakan, radikalisme adalah paham yang sangat
mendasar. Radikal ada yang bersifat positif yaitu loyal kepada pemerintah atau
negara dan perangkatnya serta aturan yang ada.
Kemudian radikal bersifat
negatif yaitu memiliki ideologi yang ingin menang sendiri, menganggap hanya
dirinya yang paling benar, mengkafirkan aliran orang lain, kendati masih dalam
satu iman dan kepercayaan.
“Sehingga keberadaan
radikal yang negatif ini meresahkan orang banyak dan mengganggu keamanan dan
ketentraman,” katanya.
Paham radikal maupun
terorisme sambungnya, akan memunculkan masalah baru, bukan menyelesaikan
masalah. Ia pun memberi contoh yang diakibatkan oleh perilaku radikal yaitu
jika suaminya ditangkap, istri akan kehilangan suami, anak kehilangan bapak,
masyarakat resah, korban berjatuhan dan lain-lain.
“Jadi, jika paham radikal
ini terus berkembang, maka akan banyak pihak yang dirugikan,” sesalnya.
Ia menambahkan, penyebab
adanya radikalisme atau terorisme ini karena beberapa faktor. Seperti
kemiskinan, ketidakadilan, ketidakpuasan dan adanya doktrin agama yang sangat
kuat, sehingga tidak ada lagi yang ditakuti.
“Saat ini pun radikalisme
menjadi ancaman yang membahayakan bagi keberlangsungan hidup beragama,”
tambahnya. (PN)
Tulis Komentar